Jumat, 29 Mei 2015

Dear Future Husband


۩۞۩ سْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم ۩۞۩

"Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang."

Assalamu'alaikum Wa rahmatullahi Wa Barakatuh..


namamu masih sering kusebut
dalam bingkisan do'a ku
namamu yang masih ku simpan
dalam memori tersendiri dalam ingatanku
namamu yang tak bisa kutinggalkan
saat aku memohon dan meminta kepada Rabbku
             sebuah nama yang entah itu akan Allah pertemukan dan satukan denganku
             hanya Allah Yang Maha Tahu
saat ini memang aku jauh dari dirimu
bahkan melihatmu pun aku tak mampu
saat ini memang aku tak selalu ada
untuk menemani dan mendampingimu
             engkau yang jauh di mata namun dekat dalam do'aku
             engkau yang mungkin pernah bertemu denganku
             namun Allah belum izinkan untuk bersatu
tanpa kau meminta..aku selalu mendoakanmu
mendoakan keberhasilan dan proses memperbaiki dirimu
untuk menjadi pangeran bertaqwaku karena Allah
semoga Allah selalu menjaga hati, niat, dan iman kita
untuk mengejar ridhoNya selalu
             sebuah nama yang ku sebut adalah
             untuk kamu..jodoh calon imamku
entah dimana
entah kapan
entah seperti apa caranya bertemu
dan entah siapapun itu
aku menunggu dalam penantianku
entah pula jodohku yang akan menjemput lebih dulu
atau maut yg menghapiriku terlebih dahulu
             yang aku tahu ketika aku disni memperbaiki diriku
             saat itu pula Allah memperbaiki dirimu
             yang aku tahu jika maut menjemputku lebih dulu
             mungkin Allah pertemukan aku dengan dirimu
             ditempat yang Allah janjikan untukku  

       Assalamu'alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh, untukmu calon imamku dimanapun kamu berada. Semoga kamu selalu dalam lindungan Allah...aamiin. Saat ini mungkin kita belum dipertemukan Allah atas ridhoNya. Tapi yakinlah, tulang rusukmu yang ada padaku saat ini inshaAllah akan kujaga sekuat tenaga hingga Allah mempertemukan kita dengan caraNya. Aku tidak tahu apa-apa. Apakah kita pernah bertemu sebelumnya, apakah kita pernah berbicara sepatah dua kata, apakah kita pernah tersenyum satu sama lain, apakah kita pernah merangkai sebuah kisah yang kita tak tahu. Hanya Allah-lah Yang Maha Tahu.

       Wahai seseorang yang telah tertulis dalam Lauhul Mahfudzku, imamku, dan ayah anak-anakku kelak...perjalanan kita masih panjang. Aku baru saja akan menginjak bangku kuliah. Bagaimana dengamu? Apa engkau juga baru menginjak bangku kuliah? Ataukah sudah mendahuluiku beberapa semester? Masih banyak kewajiban-kewajiban yang harus aku penuhi dalam penantianku. Masih banyak perbaikan-perbaikan diri untuk memantaskanku di hadapanmu kelak.


       Penantian memang bukanlah sesuatu yang mudah. Melatih kesabaran dan menjaga diri agar tetap istiqomah pasti memiliki banyak rintangan. Namun bisa jadi dengan begitulah Allah ingin menguji kita seberapa besar kecintaan kita padaNya, terlebih dalam hal menanti dalam taat. Mungkin saja dirimu kini telah ada di level yang lebih tinggi dariku hingga aku harus terus berjuang memantaskan diri untuk pantas mendampingimu, atau mungkin sebaliknya. Itulah mengapa kita harus terus berusaha memantaskan diri satu sama lain, hingga kita berada di level yang sama dan waktu yang tepat, inshaaAllaah. Saat penantian ini, apa yang paling kau harapkan dari diriku?

        Dear my future husband, jika Allah memilihmu untukku nanti, tolong cintai aku karena Allah. Calon Pangeran Surgaku, kelak aku akan merindukanmu melantunkan sholawat indah, menjadi imam di setiap sholat berjamaah kita, mengkoreksi hafalan ataupun bacaan Qur’an, membetulkan posisi mukena ataupun kerudung yang kupakai atau nasehat-nasehat yang menentramkan setiap amarah dan kegalauan. Bimbinglah aku, agar kelak aku dapat mengenalmu secara utuh. Tetaplah yakin dan berusaha sekuat tenaga untuk memperbaiki diri dalam penantian ini.


       Aku percaya kamu sedang memperbaiki dirimu pula. Memantaskan dirimu hingga Allah menginjinkan kita untuk bertemu. Aku percaya bahwa kamu sedang menempa beribu cobaan untuk mencapai cita-citamu. Aku percaya bahwa kamu sedang mengkaji, belajar ilmu dunia, terutama ilmu akhirat. Aku percaya bahwa Al-Qur'an selalu ada di hatimu, selalu terucap dari bibirmu, dan dzikir selalu melantun menemani langkah jihadmu.

       Begitu pula aku, aku sedang belajar. Belajar menempa diri dari ego dunia. Belajar membaktikan diri agar menjadi berguna bagi nusa, bangsa, dan seluruh orang yang ada di muka bumi. Belajar meniti cita-citaku menjadi biotech researcher. Belajar ilmu dunia, terutama ilmu akhirat. Belajar untuk menundukkan pandanganku, menjaga hati serta pikiranku. Meskipun kau adalah imam bagi anak-anakku, ibu adalah madrasah pertama bagi mujahidah kecilnya nanti. Aku sedang menempa diri, untuk menjadi seorang Khadijah untukmu, yang menjadi tempatmu membagi resah. Seseorang yang kau datang padanya, saat kau tak tahu lagi akan datang pada siapa. Seseorang  yang menguatkanmu dan menggenggam selalu tanganmu dalam perjalanan jihadmu. Akupun ingin menjadi ‘aisyahmu, seorang yang membuatmu tersenyum dan kembali ceria saat penatmu mulai datang, seseorang yang menyerap ilmu darimu dengan sempurna dan membenarkan apa-apa yang salah dalam lakumu. Aku ingin menjadi Fatimahmu, yang selalu sabar mendampingimu. Aku ingin menjadi seperti Siti Hajarmu, yang tak gentar saat kau tinggalkan di padang pasir tandus dengan seorang bayi mungil di pelukan. Tak takut akan kehilanganmu, karna keyakinanku pada Rabbku lebih besar daripada yakinku padamu. Cintaku padamu, tak akan mengalahkan cintaku pada Rabbku. Usahaku tidaklah mudah, aku yakin, begitu juga dengan usahamu.


       Duhai calon imamku, engkaulah rahasia terbesarku. Kehadiranmu kelak akan sempurnakan hidupku, sempurnakan separuh agamaku. Maka bimbing aku dalam sabarmu. Biarkanlah kekurangan-kekurangan dalam diri kita dapat disempurnakan oleh kita satu sama lain. Jika kelak telah mengenalku dan hidup bersama kemudian ada tutur kata atau perilaku yang kurang kau senangi dariku, tolong maafkanlah aku. Pasti kau juga tau bahwa di dunia ini tak ada makhluk Allah yang diciptakan sempurna, maka dari itulah kita dijodohkan untuk saling menyempurnakan. Jangan bosan-bosan untuk saling menasehati, untuk tumbuh bersama dan berusaha untuk menjadi hambaNya yang lebih baik dan lebih baik lagi dari hari ke hari.


        Seseorang yang telah tertulis dalam Lauhul Mahfudzku, aku selalu mendoakan agar kamu selalu berada di jalan Allah. Jangan sampai kamu salah memilih jalan. Jagalah dirimu dari hal-hal yang dilarang agama. Berusahalah membahagiakan orang tuamu. Jaga sikap dan tutur katamu. Aku yakin bahwa kamu orang yang sabar. Tetap semangat dan jangan putus asa dalam hijrahmu. Jika siang berganti malam dan malam berganti siang, jangan lupa panjatkan doa padaNya, bersyukur dengan berucap "Alkhamdulillah". Jika kelak aku belum seperti Khadijahmu, Aisyahmu, Fatimahmu, maupun Siti Hajarmu, maka..bimbinglah aku agar aku dapat menjadi seperti mereka di matamu.
 
       Segala resah, inshaAllaah akan menuai berkah. Hingga tiba hari yang indah. Berserahlah kepada Allah, nantikan janji Allah yang pasti hingga kau pantas. Mohonlah ridho kepada Allah seperti hamba-hambaNya yang menanti dalam taat. Jangan pernah kau merasa sendirian, sebab kau selalu bersama Allah hingga waktu itu tiba. Semoga kita bisa terus beristiqomah menanti dalam taat karenaNya ya... aamiin.

"Ya muqallibal quluubi tsabbit quluubanaa 'ala diinika."
"Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkan hati kami atas agamaMu."





Senin, 25 Mei 2015

Bertambahnya Usia

۩۞۩ سْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم ۩۞۩

"Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang."

Assalamu'alaikum Wa rahmatullahi Wa Barakatuh..


Ya Allah... Kau ciptakan aku dari tiada, menjadi ada...
kemudian Kau kembalikan aku kepadaMu,...
Ya Allah, kehidupanku bejalan dan berputar
sesuai dengan kehendakMu
             Ya Allah, hari ini telah sampai usiaku dalam kedewasaan
             jadikanlah aku menjadi khusyuk dan tawaduk
             dalam menerimah hikmah dan berkahMu
bertambah usia dalam hitunganku,
kerkurang pula usiaku dalam hitunganMu..
             Ya Allah, panjangkanlah usiaku agar aku dapat
             hidup dan menjadi bermanfaat bagi ummatMu yang lain
panjangkanlah usiaku agar aku dapat lebih
memandang hidup dengan penuh makna
dalam kebesaranMu
             panjangkanlah usiaku
             agar kelak aku dapat membersarkan anak-anakku
             untuk dapat tunduk dan berbakti kepadaMu
panjangkanlah usiaku agar aku dapat lebih bersyukur
atas nikmat dan rezeki yang Engkau anugerahkan kepadaku
             Ya Allah, jadikanlah agar aku termasuk dalam orang-orang yang senantiasa bersyukur
             terhadap rezeki dan anugrah yang Engaku berikan
Ya Allah, terimakasih Engkau telah mengangkat kami (manusia)
menjadi makhluk dengan derajat yang tinggi
terimakasih Engkau telah memberikan cahaya keimanan
kepada kami agar kami dapat mengenalmu
***

Alkhamdulillaah..

       Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan kasih sayangnya kepada kita semua. Alkhamdulillah, pada tanggal 25 Mei 2015 ini saya telah genap mencapai usia 18 tahun. Telah bertambah umur ini. Alkhamdulillaah.

"Ya Allah Ya Tuhanku, berilah hamba peluang, rahmatMu untuk bersyukur kepadaMu Ya Allah atas segala nikmat yang Engkau kurniakan kepada hamba dan juga nikmat yang Engkau beri kepada kedua ibu bapaku dan semoga Engkau memberi peluang kepadaku untuk melakukan amal yang soleh yang Engkau ridhai. Ya Allah, semoga Engkau memberikan zuriat yang baik dan soleh dan semoga Engkau memperbaiki zuriatku ini. Sesungguhnya aku bertaubat kepadaMu dan sesungguhnya aku ini dari kalangan orang-orang yang berserah diri." (QS Al-Ahqaf 26:15)

       Terima kasih yaAllah, Engkau masih mengizinkan hambaMu ini untuk bernafas dengan udaraMu. Syukur yaAllah ya Rabb, mudah-mudahan dengan umur yang diberi ini hamba bisa terus berusaha sekuat semampu untuk melakukan lebih banyak amal ibadah.

       Saya harus bersiap-siap untuk melangkah menuju hari esok yang penuh harapan. Menghadapi masa-masa indah dengan penuh semangat, impian, dan prestasi. Semoga Allah senantiasa memberikan jalan terbaikNya kepada saya. Semoga Allah memudahkan segala urusan dunia dan akhirat saya dengan memperkuat iman dalam menghadapi segala ujianNya.


       Setiap hari saya berfikir, kekadang sebelum tidur..apa yang telah saya lakukan hari ni? Kebaikan atau keburukan? Ikhlas atau tidak? Bagaimana hitungan amal saya? Saya menjadi takut kiranya telah melakukan perkara yang bisa mengundang murka Allah. Semoga Allah selalu melindungi kita semua dari melakukan segala perbuatan keji, maksiat, kemungkaran yang membawa kita kepada kemurkaanNya. 

        Pada kesempatan kali ini, saya akan ngeshare tentang makna dalam bertambahnya usia. Banyak orang merayakan hari ulang tahunnya dengan pesta-pesta besar dan meriah. Terhanyut dalam gemerlapnya pesta dan perayaan tanpa berpikir mengenai makna dari ulang tahun tersebut. Kalo kita coba renungkan, sebenarnya apa sih makna yang terkandung dalam hari ulang tahun itu?

Bertambahnya Pengalaman Hidup

Pastinya dengan semakin bertambahnya usia kita, semakin bertambah pula pengalaman hidup kita. Pengalaman yang akan menjadi modal yang berharga untuk kehidupan di masa depan. Apapun pengalaman kita, baik ataukah buruk...sangat berharga sebagai cermin untuk melanjutkan kehidupan di hari esok. Semua itu akan mengantarkan kita menjadi dewasa dalam menghadapi segala sesuatu.

Berkurangnya Jatah Hidup di Dunia

Setiap manusia memiliki jatah umur masing-masing yang telah ditetapkan oleh Yang Maha Kuasa. semakin bertambah usia kita, berarti semakin dekat kita dengan kematian. Sisa hidup yang kita miliki tidaklah kita ketahui. Ada baiknya diisi dengan sebaik-baik bekal. Iman, ketaqwaan, kedewasaan yang mengarahkan kita kepada hal-hal yang positif.

Momen untuk Bersyukur

Ideal-nya setiap hari bahkan setiap saat kita bersyukur. Namun kadang kita sering lupa kepadaNya. Oleh karena itu, jadikanlah hari lahir ini sebagai momen untuk bersyukur atas segala nikmat yang telah Dia berikan. Aplikasi dari momen ini bisa kita mulai dengan tidak membiasakan menulis status di facebook, twitter, dan jejaring sosial lainnya yang berisi umpatan, cacian, makian, keluh kesah dan sejenisnya, banyak hal yang bisa kita kita publikasikan dengan hal-hal yang bermanfaat. Semoha Allah senantiasa menjauhkan kita semua dari hal-hal yang tidak bermanfaat. Aamiin...

Momen untuk Muhasabah dan Refleksi Diri

Merenungi tantang semua yang telah kita perbuat di masa yang lalu dan berusaha untuk memperbaikinya di masa depan. Dengan bertambahnya pengalaman dapat membuat kita menjadi orang yang senantiasa berfikir tegas dan cekatan. Kebodohan yang datang dari masa lalu dapat membawa kepandaian di masa yang akan datang. Kesalahan kita yang lalu-lah yang dapat membawa kita menuju lembah yang penuh keteladanan.

Momen untuk Merefresh Proposal Hidup

Menata dan memantapkan kembali rencana hidup di masa depan, mempersiapkan diri dan memotivasi diri menjadi pribadi yang lebih baik. Memahami dimana tempat kita berdiri sekarang. Sebab sukses tak ditentukan oleh setinggi-tinggi tempat dimana kita berpijak. Tetapi ditentukan oleh pemahaman terhadap tempat yang kita pijak sekarang, pemantapan tatanan di masa depan, dan langkah-langkah yang kita mulai sesuai dengan tempat dan kondisi kita hari ini. Bukan saatnya meratapi kedudukan yang rendah. Bersyukurlah, sebab kita semua bisa memulainya sesuai dengan cara kita masing-masing. Sederhana dalam ucapan namun hebat dalam tindakan. Be yourself for you is enough.

       Sudah saatnya undur diri. Hanya ucapan maaf yang terlontar bila ada salah kata ataupun makna dalam pembuatan artikel ini. Semoga apa yang saya sampaikan dapat berguna bagi kita semua. Dan semoga kita semua dapat menjadi berguna bagi nusa dan bangsa. Aamiin.... :)


Sabtu, 23 Mei 2015

Ketika Dihina Orang Lain

۩۞۩ سْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم ۩۞۩

"In the name of Allah most merciful and most benefict."

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh..


       Penulis sudah lama nih tidak ngeshare artikel, maaf yaa. Karena telah menjalani perjalanan yang menegangkan sebagai murid kelas XII. Buset. Iya, dikejar deadline. Bimbel, Bimbel Diknas, Ujian Praktik, Ujian Sekolah, ENAS CBT. Buset kuadrat. Alkhamdulillaah semua itu sudah berakhir. Tak lepas dari tahapan kelulusan dari SMA, saya ditarik kembali oleh tahapan-tahapan verifikasi untuk menjadi mahasiswa baru Universitas Airlangga. Dijalani saja dan tidak lupa mengucapkan Alkhamdulillaah.

       Pada kesempatan kali ini, penulis ingin ngeshare artikel penyemangat ketika kalian merasa dihina dan dikucilkan. Semoga bermanfaat, saya tentu senang sekali bila sangat membantu. JazakAllah khayr.

       Galau? Kata ini biasanya keluar kalau seseorang mendapat hinaan atau kritikan yang tajam dari pihak lain. Ada saat saat dalam pergaulan, kau mungkin merasa direndahkan, merasa terhina atau merasa diremehkan karena kedudukan, status sosial atau jenis pekerjaanmu. Lalu kau merasa direndahkan sedemikian rupa,  hingga kau merasa dikucilkan atau merasa tak dianggap sama sekali atau bahkan tak “diorangkan” oleh orang lain, sabarlah  dan ucapkan: Alkhamdulillah!



       Loh gimana sih, lagi dihina orang kok alkhamdulillah? Ya,  karena pada saat kau merasa dihina atau memang betul-betul dihina atau bahkan mungkin dicaci maki dihadapan orang banyak, katakan “alkhamdulillah” mengapa ? Karena pada saat itu sedang terjadi transfer yang luar biasa cepatnya, dimana pahalamu sedang bertambah dari orang yang menghinamu, sedangkan dosa-dosamu sedang diambil orang yang sedang menghinamu. Nah bukankah itu membahagiakan, mendapat pahala gratis dan terhapus dosamu tanpa usaha.

       Susah memang pada awalnya, dihina kok alkhamdulillah? Yang jelas, tak perlu merasa terhina saat dihina orang lain, karena orang yang mudah menghina orang lain adalah bukan orang yang mulia. Jangan-jangan lebih hina dari orang yang sedang dihina. Lagi pula, Tuhan dalam firmanNya mengatakan” Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokan kaum yang lain ( karena ) boleh jadi mereka ( yang diolok-olokan ) lebih baik dari mereka yang mengolok-olokan ” (QS Al Hujurot, 49:11).


       Jelas sekali kan firmanNya itu. Jadi mengapa perlu bersedih atau sakit hati bila dihina orang lain ? EGP aja, Emangnya Gue Pikirin! Lagi pula hinaan itu ibarat kawah candradimuka, hati itu digodok sedemikian rupa, agar tak mudah goyah, tabah dan sabar. Jadilah ilalang yang diinjak-injak orang masih tetap hidup atau jadilah seperti baja yang makin di tempa, makin di palu makin kuat.     

       Kita sudah sama-sama mengetahui bahwa orang yang mulia sangat menghargai orang lain dan mudah memaafkan orang lain yang bersalah kepadanya. Jika terjadi sebalikknya itulah orang yang hina. Memang dalam kehidupan, orang  begitu merasa sakit di hati bila mendapat penghinaan dari orang lain, sampai-sampai mungkin tidak bisa tidur karenanya, boleh jadi menimbulkan dendam yang membara hingga ada niat untuk membalas rasa sakit hati tersebut pada orang yang telah menghinannya.

       Namun bila dihadapi dengan hati yang jernih, saat di hina, justru “alkhamdulillah” karena saat itulah kita dapat mengetahui kualitas akhlak orang lain, saat itulah kita dapat mengetahui siapa sesungguhnya orang yang sedang menghina itu. Dan jangan lupa,  orang yang suka sekali menghina orang lain, sebenarnya sedang menghina dirinya sendiri, satu telunjuk dia arahkan pada orang lain, ke empat jarinya yang lain sedang mengarah pada dirinya sendiri.


       Dan boleh jadi saat dihina kita segera dapat mengintropeksi diri, jangan-jangan kita memang pantas untuk dihina, karena kelakuan, perkataan atau perbuatan kita sendiri. Jika memang hinaan itu benar, kata “alhamdulillah”pun masih tepat, karena secara tidak langsung, orang yang sedang menghina itu telah menunjuki kesalahan kita.

       Alkhamdulillah, ada “konsultan”  gratis yang tanpa diminta telah menunjukan kesalahan kita. Dengan demikian, kita akan segera memperbaiki diri. Nah bukankah hinaan itu membawa hikmah? Nah bukankah kalau kita mendapat hikmah, kita bersyukur? Sedangkan kata yang paling tepat untuk bersyukur adalah alkhamdulillah.


       Kata alkhamdulillah kelihatanya sederhana, namun mengadung makna yang luar biasa. Bila saat dihina atau merasa dikucilkan saja sudah mampu mengucapkan alkhamdulillah, apa lagi bila mendapat rejeki, pujian atau mendapat sesuatu yang baik, sudah sepantasnya kita mengucapkan kata “alkhamdulillah”, segala puji bagi Allah, kita kembalikan pujian tersebut kepada Allah SWT yang paling berhak untuk dipuja dan dipuji karena Dia memang Maha Terpuji dan tak ada kata yang mampu mengatasi pujian untukNya yang datang dari diriNya sendiri, kecuali kata: “ alkhamdulillah”


       Kembali kepada hinaan orang, rumus yang paling sederhana untuk menghadapinya tadi ya dengan kata EGP diatas, Emangnya Gue Pikirin. Ini kalimat sederhana, tapi mampu meredakan kegalauan di hati. Karena dengan tidak memikirkan hinaan orang lain, produktifitas kerja akan terus terjaga, yang penting kerja, kerja dan kerja, tentunya dengan terus menerus meningkatkan kualitas kinerja itu sendiri dan tetap berprinsif: kerja itu ibadah dan amanah. Maka harus tetap dijaga dan dipelihara. Dan kalau mau diuraikan kata EGP, selain Emangnya Gue Piikirin, bisa juga berarti sebagai berikut:

Pertama, hurup” E” empati, merasakan apa yang dirasakan orang lain. Kalau diri sendiri tak mau dihina orang lain, maka jangan menghina orang. Engkau hanya seorang manusia biasa, tak luput dari salah, khilaf dan dosa. Jadi ketika hinaan yang datang  padamu, ya biasa saja mengahadapinya. Kecuali kalau hinaan itu sudah menjurus kepada kebencian yang penuh dendan kesumat, sehingga hinaan tadi menghancurkan harga dirimu, ya ada hak untuk melawan untuk memberikan pelajaran bagi orang yang suka menghina itu. Karena yang menghinapun belum tentu lebih baik dari yang dihina! Lihat ayat di atas. Jadi mengapa takut? Tak ada yang perlu ditakuti kecuali Allah SWT, takut yang dapat menyebabkan ketundukan padaNya.


Kedua, hurup” G” giatlah dalam pekerjaan dan usaha, lawan hinaan tersebut dengan kerja giat dan usaha yang terus menerus, jadikan hinaan tersebut semacam obat, pahit tapi menyembuhkan. Atau jadikan hinaan itu semacam racun yang kau rubah menjadi obat yang mujarab. Persis seperti bisa ular yang dijadikan lambang setiap apotik.

Coba perhatikan kenapa ular yang dijadikan lambang di setiap apotik tersebut, bukannya binatang lain? Ya itu tadi, racun dijadikan obat! Kok bisa? Jangan lupa, hinaan yang sering kau terima bisa jadi melatih dirimu atau jiwamu menjadi kebal terhadap hinaan tersebut. Hingga ketika dihina orang tak mudah lagi tersinggung, dengan demikian hati tak mudah menjadi galau, resah, gelisah atau susah. Hati menjadi lapang, ngapain menanggapi hinaan, bolehkan membalas hinaan? Ya boleh saja, kalau mau!

Namun membalas hinaan dengan hinaan juga, itu ibarat api dibalas dengan api, apinya bukan padam, bahkan semakin panas dan membara, iyakan? Bukankah api dapat dipadamkan dengan air, maka lawanlah hinaan tadi dengan kata-kata yang baik, lembut dan bijaksana atau lawanlah hinaan tadi dengan giat bekerja atau meningkatkan kinerja, kalau hinaan itu tentang pekerjaanmu.

Ketiga, hurup” P” pikirkanlah lebih dahulu setiap mendapat hinaan atau kritikan yang merusak, kalau kritikan yang membangun itu sudah tentu baik adanya, tapi kalau kritikan tujuannya hanya untuk merusak atau hanya penghinaan yang terselubung, ya pikirkan juga, jangan-jangan itu sinyal bagimu juga. Untuk menghadapi hinaan yang sudah keterlaluan, perlu berpikir positif atau tetap berpikir positif, agar tak mudah tersulut. Karena biasanya kalau orang mudah tersulut atau terbakar terhadap hinaan yang datang, maka emosinya meluap-luap, meledak-meledak atau bahkan bisa tak terkendali.

Nah yang begini ini akan susah jadinya. Karena kalau emosi yang jalan, bukan pikiran yang bergerak, ya sudah, maka api kemarahan akan berkobar-kobar, maka akan terjadilah bakar-bakaran beneran! Lihat saja betapa banyak orang yang tak mampu mengendalikan emosinya, hatinya terbakar, maka fisiknya ikut membakar, maka benda-bendapun menjadi sasaran pembakaran! Kenapa bisa terjadi? Ya karena tak bijak menghapai hinaan tadi, tak bijak menghadapi kritikan tadi. Hinaan bukan dihadapi dengan pikiran yang tetap positif, tapi emosional.



       Jadi singkat kata, hadapi hinaan tadi dengan EGP, Emangnya Gue Pikirin, dalam arti cuekin aja hinaan itu, nanti juga hilang dengan sendirinya. Atau hadapi hinaan tersebut dengan EGP yang lain, yaitu Empati, Giat bekerja atau giat usaha dan Pikiran yang positif. Dengan dua modal EGP tersebut, insya Allah tak mudah goyah, atau rendah diri gara-gara mendapat hinaan atau kritikan orang lain.  Belajarlah dari pohon mangga yang sedang berbuah, dilempari batu, yang melempari diberikan buahnya!


Sabtu, 09 Mei 2015

Kisetsu wa Tsugitsugi Shindeiku - Amazarashi Lyric [Tokyo Ghoul √A Ending]




Amazarashi

アマザラシ


季節は次々死んでいく
Kisetsu wa Tsugitsugi Shindeiku
=Satu Per Satu Musim Silih Berganti= 
Ost. Tokyo Ghoul Season 2-Ending



季節は次々死んでいく 絶命の声が風になる
色めく街の 酔えない男 月を見上げるのはここじゃ無粋
Kisetsu wa tsugitsugi shindeiku zetsumei no koe ga kaze ni naru
iromeku machi no yoenai otoko tsuki wo miageru no wa koko ja busui
— Satu per satu musim silih berganti dan suara penderitaan terbawa angin
— Seorang pria tak terpengaruh pesona kota menatap bulan dan menyadari betapa tak beradabnya semua ini

泥に足もつれる生活に 雨はアルコールの味がした
アパシーな目で 彷徨う街で 挙動不審のイノセント 駅前にて
Doro ni ashi mo tsureru seikatsu ni ame wa arukooru no aji ga shita
apashii na me de samayou machi de kyodou fushin no inosento ekimae nite
— Diantara hidup sehari-hari kaki terkena lumpur, hujan pun rasanya seperti alkohol
— Dengan tatapan curiga sambil berkeliling kota, mereka yang tak berdosa berkumpul di depan stasiun, bertindak mencurigakan

僕が僕と呼ぶには不確かな 半透明な影が生きてる風だ
雨に歌えば 雲は割れるか 賑やかな夏の干からびた命だ
Boku ga boku to yobu ni wa futashika na hantoumei na kage ga ikiteru fuu da
ame ni utaeba kumo wa wareru ka nigiyaka na natsu no hikarabita inochi da
— Aku merasa tak yakin bahwa aku adalah aku, seperti ada bayangan transparan yang muncul dalam hidupku
— Jika aku menyanyi di tengah hujan, akankah awan berpencar? Hidupku kering di tengah-tengah musim panas yang ramai ini

拝啓 忌まわしき過去に告ぐ 絶縁の詩
最低な日々の 最悪な夢の 残骸を捨てては行けず ここで息絶えようと
後世 花は咲き君に伝う 変遷の詩
苦悩にまみれて 嘆き悲しみ それでも途絶えぬ歌に 陽は射さずとも
Haikei imawashiki kako ni tsugu zetsuen no shi saitei na
hibi no saiaku na yume no zangai wo sutete wa ikezu koko de iki taeyou to
kousei hana wa saki kimi ni tsutau hensen no shi kunou ni
mamirete nageki kanashimi soredemo todaenu uta ni hi wa sasazu tomo
— Masa laluku sayang, untukmu aku berikan puisi perpisahan ini!
— Aku telah membuang sisa-sisa hari ini, mimpi terburuk yang membuatku sesak
— Karena bunga akan mekar untuk memberitahumu sebuah puisi yang diwariskan
— Sebuah lagu yang penuh penderitaan, duka dan kesedihan, tapi tak pernah mati bahkan tanpa sinar matahari

明日は次々死んでいく 急いても追いつけず過去になる
生き急げ僕ら 灯る火はせつな 生きる意味などは後からつく
Ashita wa tsugitsugi shindeiku seitemo oitsukezu kako ni naru
iki isoge bokura tomoru hi wa setsuna ikiru imi nado wa ato kara tsuku
— Satu per satu hari esok silih berganti, meskipun kau terburu-buru mengejar masa lalu, itu tak akan kembali
— Tapi kita yang terburu-buru, menyalakan api kesedihan, dan kita selalu temukan makna kehidupan

君が君でいるには不確かな 不安定な自我が 君を嫌おうと
せめて歌えば 闇は晴れるか 根腐れた夢に預かった命だ
Kimi ga kimi de iru ni wa futashika na fuantei na jiga ga kimi wo kiraou to
semete utaeba yami wa hareru ka ne kusareta yume ni azukatta inochi da
— Kau tak yakin bahwa kau adalah kau, egomu yang tak stabil membahayakanmu
— Kau hanya bisa bernyanyi, akankah kegelapan dalam hidupmu menghilang? Hidupmu telah diserahkan pada mimpi buruk

拝啓 忌まわしき過去に告ぐ 絶縁の詩
最低な日々の 最悪な夢の 残骸を捨てては行けず ここで息絶えようと
後世 花は咲き君に伝う 変遷の詩
苦悩にまみれて 嘆き悲しみ それでも途絶えぬ歌に 陽は射さずとも
Haikei imawashiki kako ni tsugu zetsuen no shi saitei na
hibi no saiaku na yume no zangai wo sutete wa ikezu koko de iki taeyou to
kousei hana wa saki kimi ni tsutau hensen no shi kunou ni
mamirete nageki kanashimi soredemo todaenu uta ni hi wa sasazu tomo
— Masa laluku sayang, untukmu aku berikan puisi perpisahan ini
— Aku telah membuang sisa-sisa hari ini, mimpi terburuk yang membuatku sesak
— Karena bunga akan mekar untuk memberitahumu sebuah puisi yang diwariskan
— Sebuah lagu yang penuh penderitaan, duka dan kesedihan, tapi tak pernah mati bahkan tanpa sinar matahari

疲れた顔に足を引きずって 照り返す夕日に顔をしかめて
行こうか 戻ろうか 悩みはするけど しばらくすれば 歩き出す背中
Tsukareta kao ni ashi wo hikizutte terikaesu yuuhi ni kao wo shikamete
ikou ka modorou ka nayami wa suru kedo shibaraku sureba arukidasu senaka
— Dengan wajah lelah, tertatih-tatih, menyipitkan mata menatap senja
— Kita ingin tahu jika ada masalah apakah kita harus pergi atau kembali ke awal

そうだ行かねばならぬ 何はなくとも生きて行くのだ
僕らは どうせ拾った命だ ここに置いてくよ なけなしの
Sou da ikaneba naranu naniwanakutomo ikite iku no da
bokura wa douse hirotta inochi da koko ni oiteku yo nakenashi no
— Kita pasti akan mendapat kesulitan dalam hidup, tapi kita harus menghadapinya
— Kita harus tetap menjalaninya, bahkan tanpa apapun, kita harus terus hidup!

拝啓 今は亡き過去を想う 望郷の詩
最低な日々が 最悪な夢が 始まりだったと思えば 随分遠くだ
どうせ花は散り 輪廻の輪に還る命 苦悩にまみれて 嘆き悲しみ
それでも途絶えぬ歌に 陽は射さずとも
Haikei ima wa naki kako wo omou boukyou no shi saitei na
hibi ga saiaku na yume ga hajimari datta to omoeba zuibun tooku da
douse hana wa chiri rinne no wa ni kaeru inochi kunou ni
mamirete nageki kanashimi soredemo todaenu uta ni hi wa sasazu tomo
— Masa laluku sayang, untukmu aku berikan puisi perpisahan ini!
— Aku telah membuang sisa-sisa hari ini, mimpi terburuk yang membuatku sesak
— Karena bunga akan mekar untuk memberitahumu sebuah puisi yang diwariskan
— Sebuah lagu yang penuh penderitaan, duka dan kesedihan, tapi tak pernah mati bahkan tanpa sinar matahari

季節は次々生き返る
Kisetsu wa tsugitsugi ikikaeru.
— Satu per satu musim silih berganti