Selasa, 25 Agustus 2020

Me Time Adalah Jalan Ninjaku

Bismillahirrahmanirrahim.

“Coba lihat dia! Jalan sendirian, nggak punya teman sepertinya.”

“Sedang galau apa ya? Kok sukanya menyendiri!”

Hello good people!😊 Saat aku menulis ini, aku berharap siapapun yang membaca tidak memiliki pemikiran yang sama dengan dua kalimat di atas ya.

       Setiap manusia memiliki suatu ruang untuk berada dalam dunia yang dimilikinya. Dunia, seperti dunia kita. Dunia yang memiliki suatu tanah untuk dipijak, udara untuk dihirup, angkasa untuk digapai. Dunia tersebut merupakan ruang yang dimiliki setiap individu, disaat resah, suntuk, pilu menghampiri. Dunia yang digunakan untuk me-recharge energi yang telah terkuras habis, untuk memilah-milah pikiran yang datang menghampiri bila malam datang, untuk merapikan bongkahan-bongkahan hati yang tercecer atau bahkan menyatu dengan tanah. 

       Setelah disibukkan oleh berbagai pekerjaan dan tuntutan-tuntutan, selain lebih memahami apa yang kita inginkan, kita dapat mengistirahatkan sejenak hati dan pikiran yang berguna untuk membahagiakan diri sendiri. Me time bagiku, dapat mengisi kembali tenaga yang hilang, sehingga rutinitas dapat menjadi membahagiakan kembali. Sesederhana menyuguhkan makanan favorit ke diri sendiri, atau ke tempat-tempat yang kita suka. Menghilangkan penat bagiku: pergi ke toko buku. Walaupun seringkali tidak membeli (hehe), dapat mengetahui buku-buku baru dari penulis-penulis baru cukup membuat pikiran menjadi tersingkirkan dari rutinitas sejenak (:


       Rutinitas harian, walaupun dapat dikatakan sebagai ‘hidup monoton’, terkadang membuat penat datang menyapa. Bukan karena bosan melakukan hal yang sama berulang kali dan setiap hari, namun terdapat suatu momen yang mengubah runitinas tersebut sehingga otak dan hati dituntut bekerja lebih keras dari biasanya. Bagiku, me time adalah waktu yang kugunakan untuk menyenangkan diri sendiri. Bermanja-manja dengan pikiran sendiri. Apapun itu. Itu kamu. Bagiku me time itu tidak seheboh menyendiri di bar dengan menghilangkan pikiran dengan cara yang tidak baik-baik, namun sekedar memberikan reward pada diri, tentang hal-hal berat yang telah dilalui diri ini.



       Sekedar membeli makanan seharga lima ribu? Bila itu membuatmu senang, mengapa harus membeli yang mahal? Quality time itu tidak harus mahal, yang terpenting adalah dirimu. Hai diri sendiri, apakah hati dan pikiranmu dapat menjadi sedingin es yang akan kubeli? Apakah kekukuhan-kekukuhan pendapat yang mengganggumu akan meleleh seperti es krim yang meleleh di mulutku?

       Bagiku, untuk menghilangkan semua keresahan-keresahan yang dirasakan oleh tubuh sendiri, tidak mengapa apabila memiliki suatu gagasan untuk terlelap sejenak dari rutinitas dan beranjak menuju dunia yang hanya dimiliki diri sendiri. Bagiku, cukup memiliki quality time untuk diri sendiri. Ternyata perlu juga, lho, apabila memiliki kehidupan yang berisi tentang kamu dan diri sendiri. Hal tersebut adalah me time. Mengapa diri sendiri? Saat kita berkumpul dengan banyak orang, apa yang kamu inginkan mungkin dinilai dari perspektif banyak orang, sehingga pendapat yang akan muncul merupakan pendapat mayoritas, sedangkan untuk suatu hal, kita membutuhkan potensi dari keputusan diri sendiri, tidak perlu menimbang-nimbang apa yang orang lain katakan. Hanya kamu.

       Bagiku, bahagia itu bagai makanan favoritku: Mie Ayam! Bahagia itu butuh perjalanan-perjalanan yang merkelok-kelok layaknya mie yang keriting, gepeng atau bulat, mie itu berkelok-kelok. Bahagia itu bagai sentuhan hangat yang hadir dalam kuah hangat yang dituangkan pada mie. Bahagia itu tidak ada yang tahu bentuknya, tersembunyi atau sudah tampak, apakah seperti bentukan tambahan siomay yang diletakkan di bawah mie, apakah seperti pentol yang diletakkan di atas mie, hehe. Aku melihat kebahagiaan dalam mie ayam, oleh karena itu setiap me time, aku menepikan kendaraan pada kedai mie ayam. Sesederhana itu makna bahagia.



       Semoga setelah membaca ini, kamu dapat merasakan makna dalam dirimu, ya. Dirimu sangatlah berharga. Sendirian itu tidak selalu dikaitkan dengan depresi, tidak pula dikaitkan dengan berapa teman yang kamu punya! Sendiri itu perlu, ketika dirimu memerlukan ruang untuk segala kebaikan yang terpendam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar