Keranda Penjemput
Jumpa
lagi dengan saya, Amel, yang dulu nulis "Yang Mana Ibuku?"Yang pastinya
di KCMMBS Donk. Sekarang aku akan berbagi cerita tentang sebuah misteri
di salah satu tempat di kotaku, Blitar. Dan tentu ini benar adanya...
Tentu sudah biasa dengar kan cerita bahwa ketika seseorang akan
meninggal selalu ada tanda-tandanya? Di kotaku ini ada juga yang begitu
(untungnya sih, bukan di tempat tinggalku kejadiannya).
Ceritanya pas SD kelas 5, Rizha (nama samaran, oya, dia salah satu teman
SMP-ku), waktu itu lagi kelaparan. Karena dirumah nggak ada makanan
yang membuat dia selera, akhirnya dia rela keluar malam-malam untuk beli
bakso. Dia keluar pakai sepeda. Karena disana lagi ramai banget
baksonya, dia milih minta baksonya dibungkus saja.
Nah, di
tengah jalan, tiba-tiba dia mendengar suara roda yang menggelinding
beberapa meter dari belakangnya. Rizha pun menghentikan sepedanya. Dia
familiar sekali dengan suara itu. Suara tersebut suara keranda mayat.
"Ada yang meninggal ya?" pikirnya. Sesuai ajaran dari ibunya, dia harus
membiarkan keranda lewat duluan. Dia juga nggak heran kalau jam segitu
ada orang mau ngubur mayat, sebab di daerahnya memang sudah kebiasaan
langsung memakamkan mayat langsung pada hari kematiannya (nggak peduli
jam berapa).
Suara iring-iringan keranda mayat itu semakin
terdengar jelas beserta suara rodanya yang terus berdecit setiap
rotasinya. Rizha mulai melihat keranda beroda yang putih itu.
Namun...
Ada yang aneh!
Rizha nggak bisa ngomong apa-apa. Yang bisa dia lakukan hanya terpaku
saat keranda beroda TANPA mayat didalamnya bahkan TANPA ada yang
mendorong apalagi pengiring-pengiringnya itu melintas dihadapannya dan
dengan cepat menuju ke arah Selatan. Ia yakin kalau keranda itu berjalan
sendiri karena jalan menuju arah Selatan tempat dia sekarang adalah
jalanan yang menanjak!!
NGGAK MUNGKIN!
Seketika itu,
Rizha segera berlarian ke rumahnya yang sudah cukup dekat itu. Sesampai
dirumah dia menangis sejadi-jadinya karena takut dan menyesal karena
baksonya tadi langsung dia tinggal bareng sepedanya. Padahal sedang
lapar berat...
Keesokan harinya Rizha panas tinggi dan dia
mendengar kabar bahwa seseorang telah meninggal di daerah Selatan
desanya. Ortunya menceritakan bahwa memang sudah rahasia umum bahwa
keranda beroda itu akan mendatangi rumah-rumah yang penghuninya ada yang
akan meninggal...
Nah, masih berhubungan dengan yang tadi,
Rizha ini mempunyai adik yang sejak kecil sakit-sakitan. Makanya, Rizha
sudah tidak kaget kalau harus dirumah sendiri. Sebab, dia tahu kalau
ortunya pasti sedang di rumah sakit.
Entah mengapa, suatu hari
(saat itu Rizha sudah SMP), Rizha punya firasat nggak enak. Dia
sendirian lagi dirumah karena lagi-lagi sakit adiknya kambuh. Karena
terus merasa nggak enak, dia pun nekad mengeluarkan sepedanya untuk ke
rumah sakit. Ternyata adiknya dirujuk ke rumah sakit di Malang. Karena
tetep ngerasa nggak enak, dia langsung mendatangi salah satu tantenya
dan minta menginap disana.
Benar saja! Keesokan harinya
sepulang sekolah, rumahnya sudah ramai. Ternyata adiknya meninggal dalam
perjalanan ke rumah rakit rujukannya! Rizha menangis sejadi-jadinya.
Ternyata ini firasat nggak enak itu...
Tapi, dia lihat banyak
tetangganya yang berbisik-bisik. Rizha yang sudah tenang, menanyakan ada
apa. Tetangga yang tinggal tepat disampingnya mengangkat alisnya.
"Lho? Rizha kemarin masa nggak lihat yang didepan rumahmu?"
Rizha bingung. "Aku kemarin dirumah tante. Memang kemarin ada apa didepan rumah?"
"Syukurlah kamu kemarin nggak dirumah sendirian seperti biasa! Tadi
malam, keranda berodanya ada tepat di teras rumahmu! Lama banget! Kami
semua lihat."
Seketika Rizha pingsan.
Dan sampai sekarang. Keranda itu selalu mengunjungi rumah yang salah satu penghuninya akan meninggal di daerah itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar