Kisah Yuki-Onna si Wanita Salju
Kisah
Yuki-Onna (Wanita Salju) Merupakan salah satu kisah hantu klasik di
Jepang, yang sudah sering diangkat dalam bentuk Opera, bahkan pernah
dibuat dalam bentuk film klasik. Kisah hantu tidak klasik ditandai
dengan adegan berdarah-darah, namun lebih merupakan cerita yang yang
diisi tokoh manusia dan hantu yang melibatkan percintaan, kesedihan yang
dalam dan tragedi.
Cerita dimulai dari dua orang penebang kayu
bernama Mosaku dan Minokichi yang hidup di daerah provinsi Musashi
(terletak di antara Tokyo dan Saitama), Mosaku adalah seorang pria yang
berada di usia senja, sementara muridnya , Minokichi adalah seorang
pemuda tegap berumur 18 tahun. Setiap hari mereka berangkat pagi-pagi
sekali ke sebuah hutan yang jaraknya 5 mil dari desa mereka. Di antara
desa mereka dan hutan yang dituju ada sebuah sungai besar yang beraliran
deras. Begitu derasnya arus sungai tersebut sehingga tidak ada jembatan
yang kuat menahan arus (jembatan yang ada selalu rusak akibat terjangan
arus deras). Siapapun yang ingin menyebrangi sungai harus melewatinya
dengan bantuan kapal penyebrang kecil.
Suatu hari Mosaku dan
Minokichi sedang dalam perjalan pulang. Ketika itu cuaca begitu dingin
dan mulai turun badai salju. Saat sampai di di tepi sungai, mereka
menemukan bahwa si pengayuh perahu yang menyebrangkan mereka telah
pulang ke rumah dan meninggalkan perahunya karena cuaca buruk. Sadar
bahwa mereka tidak mungkin menyebrangi sungai, mereka memutuskan
bermalam di pondok sementara si pengayuh perahu. Pondok itu benar-benar
sederhana, hanya terdiri dari sebuah ruangan tanpa jendela yang berisi
dua buah Tatami, tanpa perabotan apapun.
Mosaku dan Minokichi
yang sudah lelah segera menutup pintu agar salju tidak masuk ke dalam
pondok,lalu kemudian beristirahat. Mereka merasa cukup hangat dan nyaman
sehingga Mosaku yang lanjut usia tak lama berbaring langsung tertidur
pulas, sementara Minokichi yang masih muda termenung mendeangar suara
angin yang menderu yang disertai arus sungai yang bertambah deras. Badai
tidak mereda dan udara malah bertambah dingin, namun setelah bersusah
payah skhirnya Minokichi tertidur juga.Entah telah berapa lama Minokichi
tertidur, tiba-tiba ia terbangun karena merasakan butir-butir salju
yang lembut di wajahnya. Ternyata pintu pondok yang mereka diami telah
terbuka dengan paksa.
Minokichi melihat seorang wanita dalam
pondok, wanita yang putih seperti salju dan memancarkan cahaya seperti
salju (Yuki-Akari) sedang membungkuk diatas Mosaku. Ia tengah meniupkan
nafasnya yang dingin menyerupai asap putih kepada Mosaku. Minokichi
benar-benar terkejut dan ketakutan, ia ingin menjerit namun tak ada
sebuah suara pun yang keluar dari mulutnya. saat itulah sang wanita
misterius itu beradu pandang dengannya, ia mendekatkan wajahnya pada
Minokichi. Dalam ketakutan yang amat sangat, Minokichi merasakan bahwa
wanita yang berada di hadapannya adalah seorang wanita yang amat cantik,
walaupun sorot matanya membuat tubuhnya gemetar dalam ketakutan.
Wanita itu terus menatap Minokichi dan tiba-tiba tersenyum dan berkata,
“aku ingin memperlakukanmu sama seperti orang lain, tapi aku kasihan
padamu. Kau, masih muda, begitu tampan, Minokichi. Aku tidak akan
menyakitimu tapi jika kau memberitahu siapapun termasuk ibumu tentang
apa yang terjadi malam ini… maka aku akan membunuhmu! Ingat apa yang
telah kukatakan ini.” Seusai wanita salju itu berkata, ia meninggalkan
Minokichi sendirian. Mengira bahwa itu hanyalah mimpi, Minokichi segera
bangun dan melihat keluar namun ia tidak melihat siapapun atau apapun.
Sambil menutup pintu ia bertanya-tanya apakah bukan angin yang membuka
pintu pondok tadi. Ia memanggil Mosaku namun tidak ada jawaban.
Minokichi mengulurkan tangan untuk menyentuh Mosaku dan tanpa sengaja ia
menyentuh wajah Mosaku, dan ternyata wajahnya telah membeku. Mosaku
telah meninggal.
Ketika fajar tiba, badai pun berakhir dan si
pengayuh perahu menemukan Minokichi yang tergeletak pingsan di samping
Mosaku yang telah meninggal. Ia membawa keduanya menyebrang, lalu
menguburkan jenazah Mosaku. Sementara Minokichi dibawa pulang
kerumahnya. Setelah sembuh, Minokichi tidak dapat langsung melupakan
kejadian yang telah ia alami. Ia dihantui oleh kematian Mosaku, namun ia
bersikeras untuk menceritakan kejadian itu pada siapapun, karena ia
tidak ingin kehilangan nyawanya. Lama berselang, Minokichi baru berani
kembali pada pekerjaan sehari-harinya, menebang kayu, membelahnya
menjadi potongan-potongan kecil, lalu menjual kayu tersebut ke pasar
dengan bantuan ibunya.
Pada musim dingin tahun berikutnya,
Minokichi sedang berada dalam perjalanan pulang melalui jalan setapak di
hutan, saat ia berpapasan dengan seorang gadis yang amat cantik,
berkulit putih indah, yang hendak melalui jalan yang sama. Minokichi pun
menyapa gadis itu dan tanpa disangka gadis itu menjawab dengan suara
yang menurut Minokichi adalah suara yang paling merdu didengarnya.
Mereka pun mulai berjalan bersama dan bercakap-cakap. Si gadis
menceritakan bahwa ia bernama O-Yuki, ia telah kehilangan kedua
orangtua, dan untuk menyambung hidupnya ia akan pergi ke Yedo (Edo atau
Tokyo) untuk mencari kerabatnya agar dapat membantu mencarikannya
pekerjaan sebagai pelayan.
Entah apa yang dirasakan Minokichi,
namun rasanya gadis itu nampaknya makin cantik dimatanya. Minokichi pun
mulai merasa suka pada gadis itu, sehingga ia memberanikan diri untuk
bertanya apakah gadis itu sudah memiliki pasangan. Gadis itu tertawa
sambil mengatakan bahwa ia belum memiliki pasangan atau kekasih. Ia pun
balik bertanya apakah Minokichi telah memiliki pasangan, dan Minokichi
menjawab bahwa ia pun belum memilikinya. Setelah pernyataan ini maka
kedua muda-mudi ini tidak berbicara lagi sampai mereka tiba di desa
tempat tinggal Minokichi. Namun dalam hati masing-masing telah tumbuh
rasa saling menyukai. Maka Minokichi mengundang O-Yuki untuk singgah dan
beristirahat di rumahnya. O-Yuki ternyata bukan hanya gadis cantik,
namun juga berkelakuan baik. Ibu Minokichi pun tak butuh waktu lama
untuk menyukainya. Sampai ia membujuk agar O-Yuki mau menunda
perjalanannya ke Yedo. Pada akhirnya O-Yuki tidak pernah melanjutkan
perjalanannya ke Yedo, melainkan menetap di desa itu dan tinggal bersama
Minokichi dan ibunya, sebagai istri dan menantu.
Lima tahun
kemudian ibu Minokichi meninggal, O-Yuki tetap bersama-sama Minokichi,
bahkan ia telah melahirkan 10 orang anak lelaki dan perempuan bagi
Minokichi. Semuanya tampan dan cantik, serta memiliki kulit putih
seindah ibunya. Banyak penduduk desa yang mengagumi O-Yuki. Kebanyakan
petani tampak tua setelah melahirkan anak, namun O-Yuki yang telah
menjadi ibu 10 anak tetap terlihat cantik. Secantik saat pertama
kedatangannya di desa, mereka.
Suatu malam setelah anak-anak
tidur, O-Yuki menjahit dibantu dengan sebuah cahaya dari lampu kertas.
Minokichi yang sedang menatapnya, tiba-tiba berkata, “Melihat kau
menjahit dengan pantulan cahaya di wajahmu, aku teringat suatu hal aneh
yang terjadi saat aku masih berusia 18 tahun. Kala itu aku melihat
seorang wanita yang secantik dan seputih dirimu… dan ia memang mirip
denganmu… “
Tanpa menghentikan pekerjaannya, O-Yuki bertanya,
”ceritakanlah padaku, dimana kau bertemu dengannya?” lalu Minokichi
mulai bercerita tentang Mosaku dan pengalamannya di pondok pengayuh
perahu. “Entah itu sebuah mimpi atau bukan,tapi saat-saat itulah aku
pernah melihat orang secantik engkau. Tentu saja ia pasti bukan manusia
dan aku sangat takut padanya. Hingga sekarang pun aku tidak yakin apakah
yang aku lihat itu mimpi atau memang benar-benar seorang wanita salju.”
O-Yuki langsung melemparkan jahitannya. Ia mendekati suaminya dan
berseru, “itu adalah aku! Bukankah aku telah mengatakan bahwa aku akan
membunuhmujika cerita itu pernah keluar dari mulutmu. Sekarang, demi
anak-anak kita…” O-Yuki tetap berteriak namun suaranya menjadi penuh
kesedihan, “jagalah aak-anak kita, karena jika kamu tidak melakukannya,
maka aku akan melakukan hal yang pernah aku katakana padamu…”
Minokichi tidak sempat berkata apa-apa. O-Yuki mulai tidak terlihat dan
kemudian menguap menjadi butir-butir salju yang halus,yang menghilang
melalui cerobong asap. sejak saat itu, ia tidak pernah terlihat lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar